“IKHLAS NIAT DALAM HAJI”

Senin, 8 Mei 2023 20:20 WIB
  • Share this on:

Selamat datang di program “haji dan tazkiya an-nufus” kita perhatikan pensucian diri dalam hal ikhlasnya niat dalam berhaji, hal itu mempunyai dampak besar teradap seorang yang berhaji dalam ibadahnya dan pasca haji, seperti diketahui bahwa Allah SWT, menyuruh hambanya untuk ikhlas beribadah kepadanya seperti firmanNya “tidaklah kalian disuruh kecuali menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama kalian kepadanya.” QS. Albayyinah.5.

Sebagaimana Rasulullah SAW memperingati kita dari perbuatan riya seperti dalam Musnad Imam Ahmad, dari hadis Muhammad bin labid bahwa Rasulullah SAW berkata “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, mereka bertanya apa itu syirik kecil ya Rasulullah? Beliau menjawab : Riya, Allah SWT  berkata kepada mereka pada hari kiamat, ketika mereka dibalasi atas perbuatannya, pergilah kepada apa yang kalian riyakan di dunia, maka lihatlah apakah mereka mendapatkan balasan….?

Saudara yang mulia;

Haji adalah ibadah yang banyak dimasuki oleh riya, bisa jadi karena banyaknya uang yang dikeluarkan atau karena wah nya haji itu sendiri, atau karena bagusnya tempat tinggal di masy’aril haram, atau karena banyaknya rombongan dan pengikut, atau karena seringnya berulang kali berhaji, oleh karena itu bagi jema’ah haji agar senantiasa menjaga keikhlasan niat dalam berhaji karena Allah SWT, dan hendaknya berhati-hati dari riya dan sum’ah dalam apa yang disebutkan di atas atau hal lainnya.

Sesungguhnya Nabi Kita Muhammad SAW adalah orang paling taqwa terhadap tuhannya, dan orang yang paling takut kepadaNya serta dan orang paling sempurna dalam mensucikan diri, dan orang yang paling berhati-hati dalam berhaji, walaupun demikian ia selalu berta’awuz berselindung kepada Allah dari riya dan sum’ah dalam berhaji, seperti hadis dalam sunan Ibn Majah dari hadis Anas bin Malik RA. Ia berkata, Nabi SAW berhaji seperti pengembara yang lusuh dan membawa pakaian seharga empat dirham atau kurang, kemudian ia berkata “Ya Allah jadikanlah ini haji yang tidak ada riya  dan sum’ah”

Betapa banyak niat yang ikhlas di haji berpengaruh  terhadap pensucian dan kemenagan jiwa, dan manfaat yang besar ini banyak terlewati oleh sebagian orang yang berhaji, atau mereka melewatkan keikhlasan dalam haji mereka, bisa jadi riya masuk ke dalam haji mereka tanpa mereka sadari. Ada seorang terdahulu berangkat haji setiap tahun berjalan kaki, suatu malam ia tidur dan ibunya meminta segelas air, maka ia susah untuk bangkit memberikan ibunya segelas air maka ia teringat bahwa untuk haji saja berjalan kaki tidak susah baginya, maka ia merasa malu di depan orang tentang hal itu dan kemudian mereka memujinya, maka langsung ia menyadari bahwa ia sedang dalam lingkaran riya karena haji berjalan kaki, ia tidak mengetahui itu kecuali ketika ia memperhatikan keadaan dalam beramal yang tidak dilihat orang lain, ia merasa berat melakukannya dan itu jauh lebih mudah daripada haji berjalan kaki. Sebagian tabi’in berkata, bisa jadi orang yang sedang ihram mengucapkan; Labbaik Allahumma labbaik, namun allah menjawab tidak ada labbaik dalam usahamu, ini tertolak untukmu, kemudian dikatakan kenapa? Karena ia beli ontanya limaratus dirham, dan seekor lagi dengan harga duaratus dirham yang dilengkapi dengan segala sesuatu, kemudian ia mengendarai untanya dan menundukkan kepalanya serta melihat lehernya, dan itu lah yang Kembali kepadanya, oleh karena itulah makanya di sunnahkan bagi orang yang berhaji itu agar lusuh dan berdebu, seperti dalam hadis bermegah-megah pada hari Allah bermegah-megah dengan malaikatnya sore hari Arafah dengan ahlul Arafah dan berkata “Lihatlah hambaku meraka datang kepadaku lusuh dan berdebu”

Seorang lelaki berkata kepada Ibnu Umar: bagaimanakah kebanyakan Orang berhaji! Ia berkata yang paling sedikit diantara mereka . Syuraih berkata: Orang berhaji sedikit dan orang yang berkendara yang banyak, betapa banyak orang yang ingin beramal baik, namun sedikit yang inginkan wajah Allah.

Saudaraku jema’ah haji.

Di sisi penting tentang pensucian diri yang berkaitan dengan ikhlasnya niat dalam haji, perhatikanlah perkataan Nabi SAW: “Haji Mabrur tidak ada balasan baginya selain surga”, dan diantara sifatnya yang terpenting adalah Ikhlas karena Allah SWT, apabila seseorang dikaruniahi haji yang mabrur itu adalah pensucian diri terbesar, buktinya ia diganjar surga, dan tidak akan masuk surga kecuali orang yang dirinya suci, Allah SWT memberi tahunya dengan firmanNya: “Sungguh beruntung orang yang mensucikannya dan merugi orang yang megotorinya”

Saudara sekalian.

Jika engkau orang yang berniat haji atau sedang mempersiapkan diri untuk itu, maka bersunguh-sungguhlah agar Allah berikan keikhlasan niat karenaNya, bersikan dirimu dengan itu, niscaya engkau dapatkan kemenangan, ketahuilah bahwa sesungguhnya ikhlas bukanlah urusan yang remeh, namun ia membutuhkan jihad jiwa, Ayub berkata: Mengikhlaskan niat bagi pekerja sangat sulit sangat sulit bagi mereka dari pekerjaan yang lain. Dan dikatkaan kepada Suhail: apa yang susah untuk jiwa? Ia berkata: Ikhlas, karena ia tidak punya bagian, Sebagian lain berkata: ikhlas sesaat merupakan keberhasilan selamanya, namun ikhlas itu susah

Ketahui jugalah, seseorang tidak bisa terlepas dari setan kecuali dengan ikhlas kepada Allah SWT, seperti firmanNya SWT tengan iblis “ia berkata demi kemuliaanmu saya akan sesatkan mereka semua kecuali hambamu yang ikhlas” dan diriwayatkan oleh seorang shaleh ia berkata kepada dirinya: wahai jiwaku ikhlaslah niscaya engkau akan selesai.

Saudara seiman

Ketahuilah bahwa keberuntungan dunia akan menenangkan jiwa, dan hati cenderung kepadanya baik ia sedikit ataupun banyak, apabila ia terlepas dari pekerjaan maka akan menghilangkan kedamaian, dan hilang juga keikhlasan dengannya, manusia terpaut dengan keberuntungannya dan jatuh dalam syahwatnya,  Ketika salah satu amalnya terpecah, dan ibadahnya terpecah, dari keberuntungan dan tujuan sementara , maka sesungguhnya manusia yang sebagian besar hidupnya jatuh kepada cinta dunia merasa tinggi, merasa diatas, dan lain sebagainya dari urusan dunia maka tidak diterima darinya ibadahnya seperti haji puasa, shalat dan lainnya kecuali sedikit.

Kalua demikian maka obatnya adalah memecahkan keberuntungan jiwa, memutus ketamakan terhadap dunia, dan mefokuskan diri untuk akhirat, sampai hatinya merasa demikian, dan itu akan membantu memudahkan ikhlas, betapa bayak amal yang membuat manusia penat, ia mengira bahwa ia ikhlas karena Allah, tapi ia menjadi orang yang tertipu karena tidak mendapatkan ridha allah disana.

 

Diterjemahkan Oleh: Muhammad Abrar Ali Amran, Lc. MA.

Penerjemah Kemenag Tanah Datar.

Sumber: https://www.alukah.net/spotlight/0/8155/حلقات-إذاعية-

Editor:
A Muhammad
Kontributor:
H. M. Abrar Ali Amran, Lc
Penulis:
Editor
Fotografer:
Editor

Kalender

Mei 2024
MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB

Gallery

  • -
  • -
  • -
  • -
  • -